Panen Perdana Memuaskan,Petani Sutera Soppeng Kembali Bergairah
    Dibaca 1562 kali

Bupati Soppeng HA Kaswadi Razak dan Wakil Bupati Soppeng Supriansa

 

SOPPENG,MEDIATANEWS.Com-- Perjuangan dan berbagai upaya yang dilakukan Bupati Soppeng HA Kaswadi Razak SE beserta Wakilnya Supriansa SH MH untuk mengembalikan kejayaan Sutera di Soppeng seperti di era tahun 70 an termasuk mendatangkan bibit Ulat Sutera dari Cina kini berbuah manis.

20-44-25-Supri_1_1

 Supriansa, memperjuangkan petani sutera di kementrian kehutanan, Jakarta, Kamis (2/2/2017).

 

Hal ini terbukti dengan hasil panen perdana pemeliharaan Ulat Sutera dengan menggunakan bibit Cina yang sangat memuaskan, bayang bayang kesejahteraan Petani Sutera Soppeng kini berada di depan mata.

IMG_20171211_090151_1512994097071_1 Ir Fajar

 

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng Ir Fajar MSi yang didampingi Kepala Bidang Perkebunan Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng Makmur yang ditemui di ruang kerjanya, Senin 11/12/2017 mengungkapkan

 

" Dari 300 boks bibit yang didatangkan Pemkab Soppeng dari China beberapa waktu lalu, 60 boks sudah diuji coba di 67 petani. Dan hasilnya sangat menggembirakan, per boks rata rata menghasilkan 35,9 kg Kokon dan rata rata benang sebanyak 5 kg,dengan harga Rp. 600 ribu per Kg" ujarnya

 

Menurut Ir Fajar, rata rata petani memperoleh hasil penjualan sebesar Rp. 3 juta dengan jangka waktu pemeliharaan 21 hari. Saat ini pihaknya tengah mengupayakan pembukaan lahan penanaman Murbei sebanyak 78 ha

 

" Sementara kita upayakan pembukaan lahan baru, bagi masyarakat yang ingin membuka lahan kami bantu dengan penggarapan lahan memakai Traktor secara gratis, hingga saat ini sudah 78 ha yang terdaftar, sebelumnya lahan Murbei yang ada saat ini tinggal sekira 20 ha" tandasnya

IMG_20171211_161949_1512994113439

Andi Massalangka Chaeruddin menunjukkan bibit ulat Sutera dari Cina berupa telur yang melengket dalam lembaran kertas

 

Sementarara Tokoh dan Pemerhati Sutera Kabupaten Soppeng A Massalangka Chaeruddin yang ditemui di kediamannya di Desa Tottong mengungkapkan rasa senangnya melihat antusiasme masyarakat untuk kembali memelihara Sutera seperti dulu

 

" Masyarakat kembali bergairah dan bersemangat, kejayaan Sutera seperti di Era tahun 70 an kini berada di depan mata. Dari hasil komunikasi saya dengan penggiat Sutera di Seluruh Indonesia, dengan hasil panen dari 60 boks saja yang saat ini baru saja kita lakukan, ternyata itu sudah membuat produksi kita yang terbesar di Indonesia" ujarnya

 

Lanjut diutarakannya" Kedepan, yang perlu dipikirkan lagi adalah masalah tata niaganya. Dengan harga Rp. 600 ribu per kg dengan rata rata produksi 5 kg per petani ini sudah menguntungkan dan menggembirakan petani. Hanya saja, ada perbedaan harga yang cukup mencolok antara petani dan pedagang, harga di pasaran Rp. 680 ribu,tetapi pedagang pengumpul membeli di tingkat petani sebesar Rp. 600 ribu, ada selisih harga sebesar Rp. 80 ribu per kg, sementara pengumpul bekerja tanpa modal sama sekali, ini yang perlu dicarikan jalan keluarnya" ujarnya yang di iyakan Hj A Megawati Mattanate, ketua Kelompok Tani Sutera Tunas Harapan Desa Tottong

IMG_20171211_162200_1512994197519

Hj Andi Megawati, Ketua Kelompok Tani Sutera Tunas Harapan Desa Tottong

 

Sekadarar diketahui, Soppeng pernah tercatat sebagai daerah penghasil benang Sutera terbesar di Indonesia pada tahun 1970-an. Dan mencapai puncaknya di tahun 1980 an dengan produksi mencapai 140 ton benang Sutera per tahun

 

Bagikan Berita Ini: