Kaswadi - Fashar Bergenggaman Tangan di Kantor Gubernur, Sinyal Politik Menuju Pilgub 2024?
    Dibaca 636 kali

Bupati Soppeng HA Kaswadi Razak - Bupati Bone HA Fashar Padjalangi terlihat bergenggaman tangan saat menghadiri pengarahan Mendagri di ruang rapat Kantor Gubernur SulSel, Jumat, 27/1/2023

 

SOPPENG, MEDIATANEWS. COM-- Pengarahan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) RI M Tito Karnavian terkait Penanganan Pemulihan Ekonomi dan Inflasi di Sulawesi Selatan di Ruang Rapat Pimpinan Kantor Gubernur Sulsel, Jum'at (27/1/2023) yang dihadiri oleh Gubernur Sulsel, Forkopimda Sulsel, para Bupati/Walikota se Sulsel menampakkan sesuatu yang menarik perhatian.

 

Pasalnya, dua pemimpin partai politik sekaligus Bupati (Bupati Soppeng Kaswadi Razak- Bupati Bone A Fashar Padjalangi) yang dinilai punya pengaruh besar dalam menentukan arah peta politik di wilayah Bosowa (Bone, Soppeng, Wajo) dan sekitarnya terlihat duduk berdampingan dan bergenggaman tangan seakan menyiratkan sinyal perpaduan dua kekuatan besar untuk menghadapi pilgub SulSel mendatang.

 

Genggaman tangan kedua pemimpin politik ini semakin menegaskan spekulasi yang berkembang selama ini,bahwa salah satu atau keduanya akan ikut bertarung di Pilgub SulSel mendatang dan mereka akan saling mendukung.

FB_IMG_1674873909682

DR. Nurmal Idrus

 

Menanggapi soal ini, konsultan politik yang sekaligus Direktur Nurani Strategic DR Nurmal Idrus menilai, tampilan mesra kedua Ketua DPD II Partai Golkar sekaligus Bupati ini mestinya menjadi warning bagi Politik SulSel.

 

"Ini warning bagi politik Sulsel karena keduanya adalah suhu politik Sulsel. Mereka sudah berkali kali turun di palagan pertempuran dan selalu lahir sebagai pemenang"

 

"Saya pikir parpol dan calon lain mesti mendeteksi pergerakan mereka karena jika maju bersamaan maka menjadi duet yang menjanjikan" ungkap Nurmal

 

Lebih jauh Nurmal menguraikan, "Namun jika mereka ingin maju bertarung, perhitungan kekuatan mereka harus jelas, baik dari sisi infrastruktur dan juga finansial."

 

"Pasalnya, meski secara elektoral keduanya adalah perpaduan yang kuat, tetapi selama ini mereka hanya menjadi penguasa di wilayahnya masing-masing. Belum banyak teruji pengaruh elektoral mereka di level Sulsel yang besar dan luas. Apalagi, kelihatan kecenderungan dalam dua pilkada terakhir yang mereka ikuti, ada penurunan pengaruh di kalangan pemilih di daerahnya"tandas Nurmal

Bagikan Berita Ini: