Arah Kiblat Puluhan Masjid di Soppeng Melenceng Ke Afrika
    Dibaca 3622 kali

Kepala Seksi Bimas Islam Kemenag Kabupaten Soppeng HA Darwis S Ag M Ag didampingi Kepala KUA Kec Lalabata H Hadenus S Ag MH Saat Mengahadiri Kegiatan Pembinaan Manajemen  Kemasjidan Pengurus Masjid di Aula KUA Kecamatan Lalabata Kabupaten Soppeng.Rabu,(1/9/2021).

 

SOPPENG,MEDIATANEWS.COM- -Arah kiblat umat muslim yang melaksanakan shalat di Masjid Masjid d Kabupaten Soppeng sebagian besar tidak mengarah ke Mekkah bahkan melenceng ke Afrika.

 

compressed_100413085820210902_075239

Hal ini terungkap dalam kegiatan pembinaan manajemen kemasjidan,bagi pengurus masjid se-Kecamatan Lalabata,tahun 2021, yang digelar Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Lalabata bekerjasama dengan Bimas Islam Kementerian Agama Kabupaten Soppeng.Rabu,(1/9/2021).

 

Kepala Seksi Bimas Islam Kemenag Kabupaten Soppeng HAM Darwis S Ag M Ag menjelaskan bahwa pembangunan masjid yang dilakukan masyarakat kebanyakan tidak memakai alat yang benar untuk menentukan arah kiblat sehingga arah kiblatnya melenceng dari arah kiblat ummat muslim.

 

"Sebagian masyarakat membangun masjid mengikuti arah jalan atau hanya memakai Kompas, padahal Kompas hanyalah alat untuk menentukan arah mata angin"

 

"Beberapa masjid yang kita ukur menggunakan alat kalibrasi yang benar, arah kiblatnya ternyata melenceng ke Nigeria dan negara negara Afrika lainnya bukan ke Mekkah" ujar H Andi Darwis sambil memperlihatkan hasil pengukuran arah kiblat salah satu masjid menggunakan GPS dan hasilnya mengarah ke Nigeria.

 

Menyikapi masalah ini, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Soppeng H.Fitriadi yang hadir dalam acara ini meminta kepada semua pengurus Masjid di Kabupaten Soppeng untuk segera melakukan kalibrasi penentuan arah kiblat yang benar.

 

" Ini sangat penting kita lakukan untuk mengembalikan posisi kiblat pada arah yang benar. Rata rata yang bermasalah arah kiblatnya adalah masjid yang pembangunannya sudah lama. Sementara, Masjid masjid baru posisi kiblatnya sudah benar karena sebelum pembangunannya telah dilakukan proses kalibrasi dengan benar'

 

"Bagi pengurus Masjid yang ingin melakukan Kalibrasi arah kiblat agar mengkoordinasikan kepada kementerian agama (Kemenag) dalam hal ini Bimas Islam "ujarnya

 

Fitriadi menjelaskan, bagi pengurus masjid yang ingin melakukan kalibrasi arah kiblat agar menghadirkan jemaahnya saat penentuan arah kiblat yang benar untuk menghindari perbedaan pendapat dengan jemaah mesjid.

 

" Karena ada kejadian, salah satu masjid yang telah selesai dilakukan proses kalibrasi dan posisi shaf dalam masjid telah dilakukan perubahan ternyata oleh jamaah dikembalikan ke posisi semula" jelas Fitriadi

 

Dalam acara ini juga diketahui penamaan dan tingkatan mesjid ternyata merujuk pada peraturan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam (Bimas),Nomor DJ.II/802 Tahun 2014,tentang standar pembinaan manajemen kemasjidan ada beberapa tingkatan masjid.

 

Berdasarkan SK Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam (Bimas),Nomor DJ.II/802 Tahun 2014 Masjid Nasional dinamakan Istiqlal dan di SK-Kan Oleh Menteri Agama (Menag), untuk Provinsi dinamakan Masjid Raya dan di Sk-kan oleh Gubernur, sedangkan Masjid untuk Kabupaten dinamai masjid Agung yang SK kan Bupati,Masjid Kecamatan dinamai Masjid Besar dan di SK-kan Oleh Kecamatan,Masjid Desa atau Kelurahan dinamai masjid Jami dan di Sk-kan oleh Desa atau Kelurahan,sedangkan masjid Dusun tetap pada nama masjid yang disepakati .dan di Sk-kan oleh Desa atau Kelurahan begitu juga dengan Masjid Publik tetap nama masjid Instansi dan di SK kan oleh Instansi.

 

Acara Pembinaan Manajemen Kemesjidan ini digelar bertujuan meningkatkan manajemen kemasjidan ,pengelolaan,administrasi, peningkatan program, pemeliharaan dan termasuk kebersihan dan penentuan arah kiblat.

 

 

 

 

 

Bagikan Berita Ini: