Supriansa,saat  memperjuangkan revisi aturan terkait  bibit ulat Sutera Impor di kementrian kehutanan, Jakarta, Kamis (2/2/2017).

SOPPENG,MEDIATANEWS.Com---Ja.an panjang nan berliku untuk memasukkan bibit ulat Sutera dari Cina masuk ke wilayah Indonesia sungguh sangat menguras tenaga dan energi. Pasalnya, upaya ini harus melalui beberapa kali rapat di tingkat kementerian Kehutanan Jakarta.

"Atas perintah langsung Pak Bupati,saya terus memperjuangkan telur ulat Sutera dari Cina supaya bisa masuk di Soppeng . Merevisi aturan hal tak gampang. Harus melalui diskusi yg menggunakan urat lehar agar pemerintah pusat bisa menerima usulan kami dari berbagai kabupaten baik di Sulaweai maupun di Jawa, Bali dan daerah lainnya.Yang kedua, karena saya dilahirkan saat orang tua saya memelihara ulat sutera sehingga memory tentang sutera itu begitu melekat pada diri saya. Yang ketiga, karena komitmen saya bersama Pak Bupati saat kampanye bahwa kalau Akar Super menang maka kami akan mencoba mengembalikkan kejayaan Sutera di Bumi Latemmamala" ujarnya

" Alhamdulillah setelah berpuluh tahun, telur ulat Sutera dari Cina yang sangat disukai petani tidak bisa masuk ke Indonesia. Akhirnya, atas izin pemerintah pusat dan doa masyarakat Indonesia dan terutama masyarakat Soppeng, maka hari ini telur sudah, bisa masuk melalui pengusaha Sutera ternama Kabupaten Soppeng Andi Massalangka Chaeruddin." Tambahnya

Menurut Supriansa " Saat ini masyarakat Soppeng sudah punya pilihan, mau memelihara ulat jenis lokal atau bibit dari Cina"urainya

Dengan masuknya bibit ulat Sutera dari Cina dan diternakkan masyarakat Soppeng saat ini, masyarakat bisa mempunyai pendapatan mencapai Rp. 3 Juta per box dengan masa pemeliharaan selama 21 hari saja.

"Jika masyarakat memelihara 2 box maka bisa mencapai 6 juta per 21 hari. Semoga bisa lancar apa yg kita cita citakan untuk mengembalikkan kejayaan Sutera Kabupaten Soppeng" tandasnya